Dini Hari di Rooftop Sekolah

Halo semua. Disini saya akan berbagi pengalaman saya sewaktu melihat oposisi Jupiter & gerhana matahari. Nah, langsung saja ya!!
Seperti yang sudah diketahi oleh banyak orang, tanggal 9 Maret 2016, terjadi fenomena di langit Indonesia yang sudah ditunggu-tunggu oleh banya orang. Yap, gerhana matahari total (GMT). GMT ini, bisa dibilang istimewa bagi seluruh warga Indonesia. Kenapa? Karena Indonesia adalah satu-satunya Negara yang daratannya dilewati oleh GMT ini. Hal ini membuat banyak warga Negara asing berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menyaksikan GMT tersebut. Wilayah Indonesia yang dilewati oleh GMT ini diantaranya  Maluku, Halmahera, Bangka-Belitung, Kalimantan, dan tempat-tempat lainnya. Sementara di daerah lain, khususnya di Indonesia selatan, Gerhana Matahari hanya sebagian saja (Gerhana Matahari Parsial).
Lalu, apa kabar di Purbalingga? Sebagai salah satu siswa sekolah menengah atas yang masih amatir dalam bidang astronomi, kami cukup antusias untuk menyambut fenomena itu. Setelah kurang-lebih dua minggu merencanakan kegiatan ini, akhirnya hari H yang ditunggu datang juga.
Hari itu, Selasa 8 Maret 2016, setelah berjuang menghadapi UTS selama satu minggu, saya (Annisa Fathiatun Nabilah) dan keempat teman saya (Isna Hardikasari, Novia Rahmawati, Leli Pristiani dan Feby Lulut Mahesti), memilih untuk bermalam di sekolah. Selain untuk menyambut gerhana matahari parsial, kami juga akan mengamati oposisi Jupiter yang memang akan terjadi pada 8 Maret 2016.
Pada awalnya, kami berencana untuk berkumpul di sekolah pada pukul 16.00 waktu setempat. Sayangnya, karena ada beberapa kendala, kami semua baru bisa berkumpul pada pukul 17.00. Lalu, kami menunggu kakak dan guru pembimbing di Loby sekolah. Disitu, kami menggelar tikar sambil memakan rambutan yang memang sengaja dibawa oleh Feby atas perintah Mamanya –Terimakasih Mama Feby-.
Adzan Maghrib pun berkumandang. Kami berlima lalu menuju masjid untuk melaksanakan shalat. Setelah itu kami kembali ke Loby untuk makan. Pada saat kami makan, datanglah Mas Andi Murtanto yang merupakan dari bagian kesiswaan yang akan medampingi kami. Setelah itu, Mas Andi meminta kami untuk ‘check in’ ke kelas XI MIPA 8 yang ada di sebelah loby, dan disitulah kami akan menginap. Disana, kami menggelar tikar dan bersantai sambil memakan cokelat. Lalu Feby, Isna, Tia dan Novi menyalakan laptop untuk menonton salah satu acara yang dimainkan oleh artis-artis Korea. Saya yang memang tidak terlalu tertarik, dan yang saya suka hanya Do Kyung Soo Oppa :v . Karena merasa jenuh, saya mengajak yang lainnya menuju ke lantai dua Loby. Di balkon, saya melihat jalanan di depan sekolah yang cukup ramai karena diguyur hujan rintik-rintik.

Gerimis




Dan disaat itu juga, saya mendapat pesan BBM dari Mas Bagas Anindito, kakak kelas XII yang tahun kemarin menjadi tim OSN Astronomi bersama Mas Sidik Nur Rakhmat dan juga saya. Dan ternyata Mas Bagas ini akan menuju ke sekolah untuk ikut melakukan observasi pada bintang-bintang yang akan terlihat malam itu. Selain itu, ternyata Bu Siti Chusnul ( pembimbing OSN Astronomi ), juga mengirimkan whatsapp. Ternyata, Bu Chusnul tidak bisa mendampingi kami pada malam ini karena gerimis. Sayang sekali ya.
Setelah beberapa menit berselang, Mas Bagas mengirim pesan BBM dan menanyakan keberadaan kami semua. Lalu, saya menjawab bahwa kami sedang berada di lantai dua. Setelah menjawab pesan itu, saya menuju ke tangga untuk melihat keadaan, dan ternyata disitu sudah ada Mas Bagas yang sedang duduk sambil memainkan Handphonenya. Dan disitu saya tersadar bahwa saya telat menjawab pesan BBM karena ternyata BBM yang tadi sudah dikirim beberapa menit yang lalu.
Setelah mengobrol sebentar, kami menuju masjid untuk melaksanakan Shalat Isya. Lalu kami kembali ke Loby. Disana, saya mendapat telfon dari Pak Kuat Risyanto yang merupakan Kepala Sekolah SMA N 1 Kutasari yang dulunya merupakan pembimbing OSN Astronomi di SMA N 1 Purbalingga. Sayang, Pak Kuat tidak bisa datang karena gerimis. Tapi Pak Kuat berjanji akan datang besok pagi untuk melihat gerhana matahari. Dan kami pun tetap melakukan observasi tanpa adanya guru pembimbing.
Kami lalu memindahkan barang-barang kami menuju ke Rooftop ruang guru yang berada di lantai tiga. Dan ternyata kami memang diizinkan untuk menginap disana. Akhirnya, kami mengosongkan ruang kelas XI MIPA 8. Kami juga mengambil seperangkat teleskop yang ada di Ruang Geografi. Setelah melewati udara dinging yang menusuk :D, sampailah kami di rooftop. Karena diluar masih gerimis, disana kami melakukan kesibukan masing-masing. Ada yang bermain COC, memotret, menonton film dan lain-lain.














Setelah gerimis reda, kami melakukan perakitan teleskop diluar. Disana, bintang-bintang malam sudah menunggu kami untuk diamati. Setelah selesai merakit teleskop, kami mencari bintang-bintang yang bisa kami amati melalui aplikasi Star Chart dan Stellarium. Sayangnya Jupiter yang sudah kami tunggu-tunggu tidak terlihat karena tertutup awan. Hhhhmm, sedih juga. Tapi, beberapa kali kami melihat Sirius, Rasi Crux, Mars dan juga benda langit lainnya. Kami juga melihat suatu objek yang bergerak tidak beraturan di daerah zenith. Awalnya kami mengira objek itu adalah pesawat, tapi setelah diperhatikan lintasan yang dilewati oleh objek itu sangat aneh. Terkadang objek itu menuju ke utara, ke timur, ke selatan atau ke barat dan berputar-putar di langit. Kami yang sudah mempersiapkan teleskop segera membidik objek itu. Di teleskop, objek yang kami dapatkan adalah titik kecil yang berwarna putih kebiruan. Tapi objek kemudian menghilang dari teleskop karena sudah berpindah tempat. Kami sangat penasaran dengan objek itu dan belum menemukan titik terang sampai sekarang.
Akhirnya, kami terus berada di rooftop untuk mencari objek-objek lainnya. Salah satu yang berhasil diabadikan adalah si merah Mars.


Si Merah Mars. Taken by : Teleskop Sekolah & My Phone :D

Cantik ya? Walau tidak selebar piringan bulan, Mars sudah terlihat sangat cantik dai teleskop sekolah. Kami berada di rooftop sampai sekitar pukul 02.30 pagi. Sebelumnya, kami mengobrol, berfoto-foto ataupun iseng-iseng memainkan teleskop.





Setelah itu mata kami yang sudah tidak kuat akhirnya terpejam sampai adzan subuh berkumandang pada pukul 04.30. Kami lalu melakukan shalat berjamaah di masjid sekolah.
Sekembalinya dari masjid, kami melakukan kesibukannya masing-masing. Isna bermain COC, Feby dan Novi sibuk dengan artis korea-nya, Mas Bagas dan Mas Andi rupanya masih terkantuk-kantuk. Akhirnya, saya dan Tia ‘gabut’ sendiri di rooftop yang menghadap ke arah timur. Disana kami menunggu munculnya sang surya sambil menjalankan aplikasi Stellarium. Kami menunggu sejak dia masih berada pada posisi 5° di bawah horizon. Dan sampailah pada saat Matahari tepat berada di meridian langit. Sayangnya pada saat itu muncul kabut. Kami sedikit panic karena puncak gerhana matahari akan terjadi kurang-lebih setengah jam kemudian. Kami berusaha tenang dan mempersiapkan semuanya.

Tower




Sebagai pemanasan, kami membidik salah satu tower yang berada di dekat alun-alun Purbalingga. Kami juga merasa lega karena Pak Kuat akhirnya datang sambil membawa kacamata gerhana yang merupakan kiriman dari salah satu kakak kelas alumni yang sekarang berada di Australia –Terimakasih Kakak!-. Tak lama, waktunya gerhana matahari dimulai. Kami sangat antusias menyambutnya. Walau terkadang terhalang kabut, kami tetap untuk membidiknya melalui teleskop untuk diamati. Sampai akhirnya, piringan matahari ditutup oleh piringan bulan secara perlahan-lahan. Kami dengan sabar menunggunya sambil menggunakan kacamata yang sudah disediakan. Sayang, kacamata yang tersedia hanya 5 buah, sementara ada 12 orang di rooftop itu. Yap, disana ada juga Pak Saefudin -Guru Fisika SMA N 1 Purbalingga- beserta kedua anaknya yang lucu-lucu yaitu Alan dan Elen. Hadir juga Kakak Kelas, teman satu kelas Mas Bagas yang diduga bernama Mas Farel. Hal itu membuat kami menggunakan kacamata gerhana itu secara bergantian. Kami melihat gerhana matahari tersebut. Tak lupa, kami melaksanakan shalat gerhana secara berjamaah.

Akhirnya, piringan bulan benar-benar meninggalkan piringan matahari. Dua benda langit itu akan melanjutkan 'LDR' mereka lagi. Kami semua lalu berkemas dan bersiap-siap check out dari rooftop. Setelah semuanya bersih, kami turun sembari mengembalikan teleskop ke tempat asalnya a.k.a ruang geografi. Karena jam sudah menunjukkan pukul 09.00. Kami bersiap pulang, apalagi beberapa diantara kami sudah ada yang dijemput oleh orang tuanya masing-masing. Kami pun pulang ke rumah masing-masing! Yeay!




Ini foto-foto Kami ^^



Menjelang Gerhana




Ini Latihan merakit teleskop, dua hari sebelum gerhana
Abaikan orangnya ^^
Isna a.k.a Isnol
Mas Farel, Mas Bagas, Mas Andi
Leli Pristiani a.k.a Tia & penampakan Mata & jidatnya Novia Rahmawati a.k.a Novi
Selfie dulu yuk!
Dibuang Sayang
Pak Kuat
Yee, Nisa foto sama calon dokter. Tapi ngeblur ya mas😂😂
Pak Kuat
Bukan bulan sabit

Ngga kebagian kacamata, Filter Matahari pun jadi
Geser, Kanan, Kiri ehh, ke atas, ke bawah lagi..

Abaikan muka kami
Yeay!
Gerhana, from filter matahari

Shalat dulu yuk!
Wow





Itu yang ngga pake kacamata nantang maut banget ya -.-


Foto bareng, beberapa hari sebelum Gerhana. Eh, itu ada Mas Sidik ^^
Ini ceritaku, bagaimana ceritamu? Ditunggu di kegiatan selanjutnya yaaa \(^o^)/





nb : Kegiatan ini dimuat di Harian Banyumas Edisi Kamis, 10 Maret 2016

Foto-foto di postingan ini berasal dari :
Kamera Handphone Nisa, Kamera Handphone Mas Andi dan Kamera Mas Bagas ^^

Comments

Popular posts from this blog

work. // Laporan Hasil Praktikum Penerapan Teorema Torricelli

work. // PROPOSAL USAHA KERAJINAN BENDA PAKAI DARI BAHAN LIMBAH CELENGAN KARAKTER

work. // INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA