“Gara-gara kamu! Aku kena juga ejekannya! Kau bukan saudaraku!” ujar Lala, saudara kembarku. Aku hanya terdiam. Kurasa ia sudah keluar kamarku. Aku hanya bisa merasakannya. Ya, karena aku tak bisa melihat. Enam bulan lalu, aku masih ingat hal ini. Lala kecelakaan tertabrak motor. Luka-lukanya cukup parah. Bukan hanya itu, bola matanya tak bisa untuk melihat lagi. Bahkan ia hilang ingatan. Aku masih ingat, waktu itu aku menangis sedih. Aku pun dengan berani merelakan mataku. Awalnya, orang tuaku melarangku. Keluargaku melarangku. Teman-temanku juga turut sedih. Tapi aku terus memaksa. Aku katakan jika aku saying Lala. Akhirnya, orang tuaku mengalah. Operasi pun berlangsung. Aku masih ingat wajah ibuku waktu itu. Ia tersenyum, senyum terakhir ibuku yang pernah ku lihat. Lalu aku pun tertidur karena obat bius. Aku terbangun. Aku hanya bisa mendengar suara peralatan operasi. Aku belum bisa membuka kelopak mataku. Aku bisa mendengar pertanyaan Lala. “Seben...